Mari Berbincang


Ayo kawan,
mari duduk sejenak untuk menyapa hariku
mari rehat sesaat sambil menyelami pikiranku

Bukan karena sombong aku mengajakmu membahas diriku
tapi karena aku tengah diselubungi tirai kekalutan

Ayolah kawan kita bicara tentang kebenaran hari ini
bicara tentang salah benar
bicara tentang keadilan
dan bicara tentang keberanian

Sebut saja makna kebenaran bagimu
apakah ia sebuah makanan yang harus disembunyikan hingga membusuk
ataukah ia sebuah wacana untuk mendamaikan hati tanpa perlu realisasi
mungkin juga kebenaran adalah sikap kesatria yang telah punah ditelan masa
sebut saja makna kebenaran bagimu

Adakah yang mampu menerangkan "salah benar" yang benar?
ataukah sebuah salah yang dibenarkan?
adakah yang mampu memberiku contoh saat benar tetap menjadi benar atau salah tetap dinyatakan salah?
apakah ketika sebutir beras terrenggut oleh tangan yang kelaparan adalah sebuah kesalahan?
apakah ketika seorang dengan perut kenyang menerima sekantong uang untuk menguras harta negara adalah sebuah kebenaran?
entahlah karena yang terekam lewat mataku hanyalah benar menjadi sebuah kebenaran yang palsu saat kasus hukum meringankan ganjaran bagi pencuri harta rakyat
dan memberatkan hukuman bagi pencuri tiga biji buah yang asam

Ayo lanjutkan perbincangan ini kawan
ceritakan padaku bagaimana itu keadilan
adakah ia bertubuh indah namun buta
ataukah ia berwangi harum namun berduri
aku hanya mengenali satu keadilan
yakni saat aku tetap meletakkan sesuatu pada tempatnya meski teriakan dan ancaman menjadi kerikil yang melukaiku

Aku belum juga mengenal kebenaran, salah benar atau pun keadilan
yang aku kenal dengan akrab adalah keberanian
yakni saat aku berani berkata bahwa semua itu hitan meski semua orang meneriakkan putih karena yang tampak olehku adalah hitam
keberanian adalah saat aku berani berucap tentang kejujuran yang melukai namun mampu memperbaiki

Ayo kawan, simpan tanya itu dibenakmu
tanamkan keberanian dalam hatimu
karena dalam keberanianlah kebenaran menjadi benar
dengan keberanian keadilan ditegakkan
dan dengan keberanianlah kita mampu mengatakan diri salah saat kita telah khilaf
serta bersama keberanianlah perubahan menjadi lebih baik itu bisa dimulai

----Makassar @ my room----
26032010
02:07

NEGARAKU HARI INI

Hiruk pikuk celotehan mereka
kini tentang keriuhan dalam tahta

Pekik suara mereka yang menyapa tanah dan gundukan sampah
harus berhadapan dengan para pembesar yang duduk di kursi kebesaran yang membuat pekak

Ketika suara tak lagi cukup meneriakkan tentang kelemahan..keletihan..dan kecurangan
maka tindakan menjadi pilihan
saat kelaparan, kepedihan mengambil alih logika
jangan harapkan kedamaian yang tersedia

Aku enggan berbicara tentang benar salah
karena aku harus menyapa kata "hukum"
aku terlalu malu menyebut k'ebenaran'
karena aku tahu kebohonganlah yang ku katakan saat berucap bahwa
"Indonesia adalah negara hukum" seperti yang tergoreskan dalam konstitusi negaraku
dalam dasar hukum negaraku
dasar yang mengokohkan tanah tempatku berpijak
tonggak yang membuat negaraku tetap tegak
dan menjadi prinsip kebenaran yang harus kupegang

Aku malu menyambung cerita tentang negaraku
bukan karena ia miskin
namun karena ia kini pembohong

Aku malu membusungkan dada kala nama negaraku disebut
bukan karena ia tak menjadi negara terpandai
namun karena ia menjadi negara terkorup

Aku malu menyebut diriku orang Indonesia
bukan karena aku takut disebut bodoh dan miskin
namun karena aku tak ingin dianggap pembohong dan korup

Namun aku lebih malu
karena aku harus malu berkata "Aku orang Indonesia"


 

----Makassar, @ my room----
260310
12:41

mau buang isi kepala dulu


 Thursday, March 11, 2010 at 10:49am

huft..
kepala ini kadang penuh timbunan kata2 yang ingin dikeluarkan dan jadi bahan membangun sebuah tulisan..tapi saat berhadapan dengan sarana..malah terlupakan dan bersembunyi..
inikah tanda bahwa menulis tak lagi terasa sebagai pelarian yang aman??
inikah tanda bahwa menulis bukan lagi penghiburan bagi gundahku..penenang bagi gulanaku..atau sekedar pelepas bagi resahku..

banyak hal yang kupikirkan dan ingin kutuliska..

seperti kesadaran atas bencana kemanusiaan yang terus terjadi di palestina tanpa pernah ada ujung pangkalnya..menyadari bahwa tidak ada hal besar yang bisa kulakukan untuk berkontribusi agar negeri itu bisa merasakan damai..menyadari bahwa palestina menjadi tanah yang mengajarkanku tentang batapa hidup, Islam, dan kemerdekaanku sebagai individu hari ini adalah sebuah nikmat yang sangat besar dan mahal harganya sehingga membuatku malu karena sering kali lupa untuk mensyukurinya..

atau sebuah kesadaran tentang semakin lama aku semakin merasa betapa aku menjadi manusia yang bodoh..masih banyak hal yang tidak ku ketahui..masih banyak hal yang tidak mampu kuanalisis..kosakata yang seakan tidak pernah bertambah meski buku yang ku baca kian banyak dan kian beragam..
aku tidak lagi sevokal dulu..tak lagi punya keberanian atau kepercayaan diri yang sejak kecil mendominasi karakterQ..

apakah semakin bertambah umurku telah membuat ketakutanku semakin banyak dan mematikan keceriaan yang dulu membahana di hatiku?? apakah hidup membuatku menjadi penakut dan pengecut?? adakah aku telah menjadi sosok yang bertahun-tahun lalu kubenci dan kusebut pengecut??

wuah..kepalaQ makin banyak mikir..
waktunya berhenti sekarang Atria..

S.E.N.J.A

Ingin menyapa senja bukanlah hal mudah..
seperti hari ini
saat kelabu menjadi warna langit soreku..

Aku rindu senjaku..
aku berangan menemukan senja itu disana,
tempat kenangan itu pernah ada,
tempat cahaya itu pernah bersinar..

Aku rindu senjaku..
tempat angin menyapa kerianganku,
tempat hujan menyamarkan tangisku,
tempat mentari memainkan cahayanya untukku,
diblik serpihan kehidupanku..

Sekecil potongan hatiku yang hilang,
sekecil itu pula sosokmu tersimpan dikepalaku..
Bersama senja aku ingin menyapamu,
membawamu kembali ke sini,
ke dalam hati dan fikirku..

 Monday, February 8, 2010 at 9:23pm

Kilahku untuk pena yg sdang macet

Tak pernah sempat menggoreskan pena hingga yg tersisa hanya potongan kisah hari ini, kemarin dan yg lalu.
Saat menemukan lg semua yg ku rindukan hatiku menghangat..kusadari bahwa kutemukan bahagia disini..kugapai kehangatan dihati..tak lagi mesti menyepi..
Kerinduanku tentang tawa tanpa tangis, senyum yg magis membuatku menikmati setiap detik yg kupunya.
Aku nyaris tak menginginka ukiran kata untuk mengabadikannya, tak menganggap perlu memotret hal-hal yg berubah disini..cukup hatiku yg merekam semuanya..karena kutahu..semua itu punya makna dihati ini..bukan dimata ini atau ditelinga ini..
Untuk itulah kubiarkan hatiku terus berkelana, menyapa semua yg ia kenal..hingga lupa bahwa aku perlu menulis untuk mengingatkan saat ini terasa seperti apa..
(^_^)

Tarakan, 4 Feb '10

cerita tentang cerita

melewatkan malam hari dengan maksud untuk melepas penat..
menemukan seorang kawan diujung gelombang..
terlibat percakapan ringan tentang lembaran-lembaran menarik untuk dibaca..
adegan-adegan yang terputar di ruang gelap yang perlu diburu untuk ditonton bersama..
dan berujung pada percakapan yang tak pernah kuduga..

dia, pria yang berbeda keyakinan denganku..
membuatku terperangah dengan dunia dikepalanya..
dengan tokoh-tokoh yang dikaguminya..
tak pernah menduga iya mengenal kepahlawanan seorang Abu Bakar..
mengagumi kepemimpinan seorang Ummar bin Khatab..
berbicara tentang ciri seorang muslimah yang pantas dijadikan istri..
bahkan mengenal seorang tokoh wanita Islam yang ketika kutanyakan kepada kawan berjilbab lainnya maka sahutannya adalah "siapa dia?"..
aku jadi berfikir..
adakah ia tertarik tentang Islam..
kuberanikan diri menanyakannya..
yang terlontar hanyalah "aku manusia yang suka membaca"..
sebuah jawaban yang terlalu biasa untuk sebuah ilmu yang begitu dalam..

terlintas suudzhan di hatiku..
adakah dia mempelajarinya untuk sebuah pikiran buruk yang berkelebat dikepalaku..
ataukah murni hanya karena kecintaannya pada ukiran kata yang benilai sejarah..
seperti pengakuannya tentang ketertarikan pada cerita masa lalu..
itu menjadi rahasianya..
namun mengganggu ruang-ruang di fikirku..
entahlah..
aku bingung untuk menyebutnya siapa..
bingung mendefinisikan kepalanya seperti apa..
yang aku tahu aku dan dia berbeda..dengan kegilaan yang sama..
kegilaan pada lembar-lembar penuh kata..

semoga Allah memberinya yang terbaik..
(^_^)
agamaku agamaku..agamamu agamamu..

Makasar, 17 Januari 2010

Mari Memikirkan Negeri ini


Ketika masalah Bank Century masih mewarnai pembicaraan di DPR, ketika seorang Psikopat Tua yang menikmati membunuh anak-anak jalanan menjadi berita yang terus disuapi kepada masyaraka, ketika hidup memberikan terlalu banyak hal hingga pikiran pada akhirnya memilih untuk berkutat pada hal-hal yang menyangkut diri kita pribadi…maka sudah saatnya kita memulai sediiiiiikiiiiit saja kesadaran sebagai warga negara Indonesia (berusaha tetap bangga meski kadang itu sulit!!!)..salah satunya dengan mulai memikirkan banyak hal yang menjadi masalah di negara kita ini..

Ketika CA FTA menjadi hal yang dianggap biasa saja dan tidak menyimpan banyak masalah, maka sudah waktunya kita menyapa kompetisi pasar di negara ini. Banyak hal yang menjadi benturan yang mampu mematikan pasar dalam negeri..let's see it..

  1. Kita masih belum cinta produk dalam negeri.

    Bicara soal kualitas barang dalam negeri sebenarnya tidak selalu menjadi hal yang membuat kita harus memilih produk luar negeri. Masih banyak produk-produk buatan orang Indonesia yang memiliki kualitas yang bagus. Selain itu juga tidak semua barang produk luar negeri memiliki kualitas yang bagus. Bahkan tidak jarang barang-barang yang di kirim ke Indonesia adalah barang-barang lama dan cacat. Maka bukanlah menjadi sebuah standar umum bahwa produk luar negeri pasti lebih baik.

    Pada dasarnya jiwa orang-orang Indonesia masih banyak yang diwarnai oleh rasa gengsi. Ketika berbicara mengenai merek, maka selama itu menjadi merek luar negeri maka itu dianggap akan meningkatkan gengsi pemiliknya. Sedangkan produk Indonesia, sebaik apa pun kualitasnya dianggap tidak akan sebanding dengan produk luar negeri sehingga tidak akan menambah popularitas pemakainya.

  2. Pemerintah tidak melakukan apa pun untuk membantu para produsen dalam negeri untuk bisa bertahan melawan arus masuk barang-barang China

    Ketika mendengar berita mengenai China-Asean FTA ini, sebuah pikiran menganggu, apakah yang sudah dilakukan pemerintah dalam mempersiapkan para produsen terutama pengusaha-pengusaha lokal Indonesia. Kita tahu bahwa banyak keluarga yang menggantungkan hidupnya pada usaha rumah tangga yang berupa usaha kecil menengah speerti usaha kerajinan maupun jajanan kecil. Ketika CA FTA ini disetujui oleh negara maka seharusnya pemerintah membuat kebijakan yang mendukung pengusaha lokal agar bisa bersaing dengan produk dari China yang masuk ke negara ini. Sebab kendala yang paling besar adalah mengenai harga produk dari China cenderung lebih murah apalagi dalam CA FTA maka tariff masuk produk2 China ini menjadi 0% maka kian murahlah harganya.

    Bagaimana dengan harga produk dalam negeri jelas lebih mahal mengingat dalam hal transportasi untuk distribusi saja ada masalah mulai dari harga bahan bakar yang mahal hingga jalan yang tidak mulus. Selain itu harga bahan baku juga terbilang mahal serta dalam hal pengurusan izin (apapun izinnnya mulai izin usaha hingga izin untuk ekspor) memakan banyak biaya yang mengakar hingga uni-unit terkecil pemerintah di Indonesia. Maka wajar jika harga produk dalam negeri lebih mahal. Dan jika ingin melakukan ekspor jelas akan lebih banyak lagi biaya yang dikeluarkan, mulai dari biaya distribusi yang lebih mahal dan pengurusan izin yang mahal. Maka tidak ada lagi yang mampu dilakukan oleh pengusaha-pengusaha lokal selain berusaha untuk tidak gulung tikar dengan menjadi sekreatif mungkin dan mungkin harus mengurangi keuntungannya secara signifikan.

    Seharusnya pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang lebih mendukung pengusaha lokal. Mulai dari subsidi BBM untuk usaha pengusaha kecil menengah atau membantu memberikan modal dengan bunga rendah kalo perlu dengan sistem bagi hasil yang bisa menyelamatkan nasib para pengusaha tanpa perlu mencekik leher mereka.


 

Huft..pada akhirnya aku hanya bisa merasa geram pada pemerintah. Pada segala kebusukan yang mewarnai negara ini..dan sekaligusa kesal pada diri sendiri karena tidak bisa melakukan apa pun..

Berharap di masa depan bisa member kontribusi lebih besar lagi dari sekedar berfikir atau sekedar menulis kritikan soal negeri ini..